Marhaban Ya Ramadhan

Selamat Menjalankan Ibadah Puasa

TPA Masjid Pangeran Diponegoro Tegalrejo Yogyakarta

Kami adalah generasi baru yang akan menjujung tinggi Al Qur'anul Karim.

Festival Anak Muslim

Fastabiqul Khairat, Berlomba-lomba meraih kebaikan Dunia-Akhirat

Festival Anak Muslim 2

Dengan mengucap Bismillahirahmanirrahim, Lomba Festival Anak Muslim ke 2 kita buka.

Awallun Nasyid Acapella

Meriahnya Festival Anak Muslim 2 di hadiri oleh Awallun Nasyid Acapella dan Nita Pildacil.

Minggu, 24 Oktober 2010

ADAB MEMBACA AL QUR'AN

Al Qura'an sebagai Kitab Suci, Wahyu Ilahi, mempunyai adab-adab tersendiri bagi orang-orang yang membacanya. Adab-adab itu sudah diatur dengan sagnat baik, untuk penghormatan dan keagungan Al Quran; tiap-tiap orang harus berpedoman kepadanya dan mengerjakannya.

Imam Al Ghazali di dalam kitabnya Ihya Ulumuddin telah memperinci dengan sejelas-jelasnya bagaimana hendaknya adab-adab membaca Al Qur'an menjadi adab yang mengenal batin, dan adab yang mengenal lahir.

Adab yang mengenal batin itu, diperinci lagi menjadi arti memahami asal kalimat, cara hati membesarkan kalimat Allah, menghadirkan hati dikala membaca sampai ke tingkat memperluas, memperhalus perasaan dan membersihkan jiwa. Dengan demikian, kandungan Al Quran yang dibaca dengan perantaraan lidah, dapat bersemi dalam jiwa dan meresap ke dalam hati sanubarinya. Kesemuanya ini adalah adab yang berhubungan dengan batin, yaitu dengan hati dan jiwa.

Sebagai contoh, Imam Al Gazhali menjelaskan, bagaimana cara hati membesarkan kalimat Allah, yaitu bagi pembaca Al Qur'an ketika ia memulainya, maka terlebih dahulu ia harus menghadirkan dalam hatinya, betapa kebesaran Allah yang mempunyai kalimat-kalimat itu. Dia harus yakin dalam hatinya, bahwa yang dibacanya itu bukanlah kalam manusia, tetapi adalah kalam Allah Azza wa Jalla. Membesarkan kalam Allah itu, bukan saja dalam membacanya, tetapi juga dalam menjaga tulisan-tulisan Al Quran itu sendiri.

Sebagaimana yang diriwayatkan, 'Ikrimah bin Abi Jahl, sangat gusar hatinya bila melihat lembaran-lembaran yang bertuliskan Al Quran berserak-serak seolah-olah tersia-sia, lalu ia memungutnya selembar demi selembar, sambil berkata:"Ini adalah kalam Tuhanku! Ini adalah kalam Tuhanku, membesarkan kalam Allah berarti membesarkan Allah."

Adapun mengenai adab lahir dalam membaca Al Quran, selain didapati di dalam kitab Ihya Ulumuddin, juga banyak terdapat di dalam kitab-kitab lainnya. Misalnya dalam kitab Al Itqan oleh Al Imam Jalaludin As Suyuthu, tantang adab membaca Al Quran itu diperincinya sampai menjadi beberapa bagian.

Diantara adab-adab membaca Al Quran, yang terpenting ialah:

1. Disunatkan membaca Al Quran sesudah berwudhu, dalam keadaan bersih, sebab yang dibaca adalah wahyu Allah.

2. Mengambil Al Quran hendaknya dengan tangan kanan; sebaiknya memegangnya dengan kedua belah tangan.

3. Disunatkan membaca Al Quran di tempat yang bersih, seperti di rumah, di surau, di mushalla dan di tempat-tempat lain yang dianggap bersih. Tapi yang paling utama ialah di mesjid.

4. Disunatkan membaca Al Quran menghadap ke Qiblat, membacanya dengan khusyu' dan tenang; sebaiknya dengan berpakaian yang pantas.

5. Ketika membaca Al Quran, mulut hendaknya bersih, tidak berisi makanan, sebaiknya sebelum membaca Al Quran mulut dan gigi dibersihkan terlebih dahulu.

6. Sebelum membaca Al Quran disunatkan membaca ta'awwudz, yang berbunyi: a'udzubillahi minasy syaithanirrajim. Sesudah itu barulah dibaca Bismillahirrahmanir rahim. Maksudnya, diminta lebih dahulu perlindungan Allah, supaya terjauh pengaruh tipu daya syaitan, sehingga hati dan fikiran tetap tenang di waktu membaca Al quran, dijauhi dari gangguan. Biasa juga orang yang sebelum atau sesudah membaca ta'awwudz itu, berdoa dengan maksud memohon kepada Alah supaya hatinya menjadi terang. Doa itu berbunyi sebagai berikut.

"Ya Allah bukakanlah kiranya kepada kami hikmat-Mu, dan taburkanlah kepada kami rahmat dan khazanah-Mu, ya Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang."

7. Disunatkan membaca Al Quran dengan tartil, yaitu dengan bacaan yang pelan-pelan dan tenang, sesuai dengan firman Allah dalam surat (73) Al Muzammil ayat 4:

"....Dan bacalah Al Quran itu dengan tartil".

Membaca dengan tartil itu lebih banyak memberi bekas dan mempengaruhi jiwa, serta serta lebihmendatangkan ketenangan batin dan rasa hormat kepada Al Quran.

Telah berkata Ibnu Abbas r.a.:" Aku lebih suka membaca surat Al Baqarah dan Ali Imran dengan tartil, daripada kubaca seluruh Al Quran dengan cara terburu-buru dan cepat-cepat."

8. Bagi orang yang sudah mengerti arti dan maksud ayat-ayat Al Quran, disunatkan membacanya dengan penuh perhatian dan pemikiran tentang ayat-ayat yang dibacanya itu dan maksudnya. Cara pembacaan seperti inilah yang dikehendaki, yaitu lidahnya bergerak membaca, hatinya turut memperhatikan dan memikirkan arti dan maksud yang terkandung dalam ayat-ayat yang dibacanya. Dengan demikian, ia akan sampai kepada hakikat yang sebenarnya, yaitu membaca Al Quran serta mendalami isi yang terkandung di dalamnya.Hal itu akan mendorongnya untuk mengamalkan isi Al Quran itu. Firman Allah dalam surat (4) An Nisaa ayat 82 berbunyi sebagai berikut:

"Apakah mereka tidak memperhatikan (isi) Al Quran?..."

Bila membaca Al Quran yang selalu disertai perhatian dan pemikiran arti dan maksudnya, maka dapat ditentukan ketentuan-ketentuan terhadap ayat-ayat yang dibacanya.

Umpamanya: Bila bacaan sampai kepada ayat tasbih, maka dibacanya tasbih dan tahmid; Bila sampai pada ayat Doa dan Istighfar, lalu berdoa dan minta ampun; bila sampai pada ayat azab, lalau meminta perlindungan kepada Allah; bila sampai kepada ayat rahmat, llau meminta dan memohon rahmat dan begitu seterusnya. Caranya, boleh diucapkan dengan lisan atau cukup dalam hati saja.

Diriwayatkan oleh Ahmad dan Abu Daud, dari Ibnu Abbas yang maksudnya sebagai berikut: "Sesungguhnya Rasulullah s.a.w. apabila membaca: "sabbihissma rabbikal a'la beliau lalu membaca subhanarobbiyal a'la . Diriwayatkan pula oleh Abu Daud, dan Wa-il binHijr yang maksudnya sebagai berikut:" Aku dengan Rasulullah membaca surat Al Fatihah , maka Rasulullah sesudah membaca walad dholliin lalu membaca aamin . Demikian juga disunatkan sujud, bila membaca ayat-ayat sajadah, dan sujud itu dinamakan sujud tilawah.

Ayat-ayat sajadah itu terdapat pada 15 tempat yaitu:

alam surat Al-A'raaf ayat 206
dalam surat Ar-ra'd ayat 15
dalam surat An-Nahl ayat 50
dalam surat Bani Israil ayat 109
dalam surat Maryam ayat 58
dalam surat Al-Haji ayat 18 dan ayat 77
dalam surat Al Furqaan ayat 60
dalam surat Annaml ayat 26
dalam surat As-Sajdah ayat 15
dalam surat As-Shad ayat 24
dalam surat Haamim ayat 38
dalam surat An-Najm ayat 62
dalam surat Al-Insyiqaq ayat 21, dan
dalam surat Al-'Alaq ayat 19

9. Dalam membaca Al Quran itu, hendaknya benar-benar diresapkan arti dan maksudnya, lebih-lebih apabila smapai pada ayat-ayat yang menggambarkan nasib orang-orang yang berdosa, dan bagaimana hebatnya siksaan yang disediakan bagi mereka. Sehubungan dengan itu, menurut riwayat, para sahabat banyak yang mencucurkan air matanya di kala membaca dan mendengar ayat-ayat suci Al Quran yang menggambarkan betapa nasib yang akan diderita oleh orang-orang yang berdosa.

10. Disunatkan membaca Al Quran dengan suara yang bagus lagi merdu, sebab suara yang bagus dan merdu itu menambah keindahan islubnya Al Quran. Rasulullah s.a.w. telah bersabda:

"Kamu hiasilah Al Quran itu dengan suaramu yang merdu"

Diriwayatkan, bahwa pada suatu malam Rasulullah s.a.w. menunggu-nunggu istrinya, Sitti 'Aisyah r.a. yang kebetulan agak terlambat datangnya. Setelah ia datang, Rasulullah bertanya kepadanya:" Bagaimanakah keadaanmu?" Aisyah menjawab :"Aku terlambat datang, karena mendengarkan bacaan Al Quran seseorang yang sangat bagus lagimerdu suaranya. Belum pernah akumendengarkan suara sebagus itu." Maka Rasulullah terus berdiri dan pergi mendengarkan bacaan Al Quran yang dikatakan Aisyah itu. rasulullah kembali dan mengatakan kepada Aisyah:" Orang itu adalah Salim, budak sahaya Abi Huzaifah. Puji-pujian bagi Allah yang telah menjadikan orang yang suaranya merdu seperti Salim itu sebagai ummatku."

Oleh sebab itu, melagukan Al Quran dengan suara yang bagus, adalah disunatkan, asalkan tidak melanggar ketentuan-ketentuan dan tata cara membaca sebagaimana yang telah ditetapkan dalam ilmu qiraat dan tajwid, seperti menjaga madnya, harakatnya (barisnya) idghamnya dan lain-lainnya.

Di dalam kitab zawaidur raudhah, diterangkan bahwa melagukan Al Quran dengan cara bermain-main serta melanggar ketentuan-ketentuan seperti tersebut di atas itu, haramlah hukumnya; orang yang membacanya dianggap fasiq, juga orang yang mendengarkannya turut berdosa.

11. Sedapat-dapatnya membaca Al Quran janganlah diputuskan hanya karena hendak berbicara dengan orang lain. Hendaknya pembacaan diteruskan sampai ke batas yang telah ditentukan, barulah disudahi. Juga dilarang tertawa-tawa, bermain-main dan lain-lain yang semacam itu, ketika sedang membaca Al Quran. Sebab pekerjaan yang seperti itu tidak layak dilakukan sewaktu membaca Kitab Suci dan berarti tidak menghormati kesuciannya.

Itulah diantara adab-adab yang terpenting yang harus dijaga dan diperhatikan, sehingga dengan demikian kesucian Al Quran dapat terpelihara menurut arti yang sebenarnya.
nyomot dari sini
bicaramuslim.com

KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR


Kegiatan belajar mengajar yang talah kami laksanakan selama ini adalah:
1. Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) Indoor
            Kegiatan ini meliputi seluruh kegiatan belajar mengajar yang dilaksanakan  di dalam kelas (kegiatan TPA), dan kegiatan penyampaian materi secara formal.
      2. Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) outdoor
            Kegiatan ini merupakan kegiatan tambahan yang bersifat outdoor (dilakukan di luar kelas). Seperti : rihlah bersama, sepeda gembira, PeSTA (pentas selaksa takbir), jalan sehat, dsb. Kegiatan ini bertujuan untuk menunjang kegiatan indoor.
      3. Kegiatan Non KBM
            Kegiatan ini bertujuan untuk melaksanakan fungsi TPA sebagai alat pemersatu umat. Kegiatan yang dilakukan antara lain: silaturahmi ke orang tua/wali santri, silaturahmi ke TPA lain, pemeriksaan kesehatan gigi,  pembenahan fasilitas KBM, serta berpartisipasi dalam kegiatan yang dilakukan oleh instansi lain.
Kegiatan belajar mengajar di TKA/TPA ini terdiri atas empat kelas yang dibagi berdasarkan usia para santri. Keempat kelas tersebut adalah :
1. Kelas Ali Bin Abi Thalib
         Terdiri dari para santri yang berusia antara pra TK hingga TK. Kelas ini masuk tiga kali seminggu, yaitu pada hari Senin, Rabu, dan Jumat. Materi-materi yang diajarkan di kelas ini adalah pengenalan gerakan-gerakan shalat dan wudhu. Selain itu, para santri juga diajarkan untuk menghafalkan surat-surat pendek dan doa harian. Diajarkan pula kepada santri materi-materi tentang fiqh, sirah, dan khat, yang keseluruhan materi tersebut disampaikan dengan bahasa yang mudah ditangkap dan mudah untuk diamalkan oleh para santri.
2. Kelas Usman Bin Affan
Terdiri dari para santri yang berusia antara usia kelas 1 SD hingga kelas 2 SD. Kelas ini juga masuk sebanyak tiga kali seminggu, yaitu pada hari Senin, Rabu dan Jumat. Secara garis besar materi yang diajarkan tidak jauh berbeda dengan kelas Ali Bin Abi Thalib. Namun, di kelas ini tidak hanya dilakukan pengenalan saja. Tapi diikuti dengan pendalaman tentang materi tersebut. Dengan kata lain, materi yang diajarkan memiliki bobot yang lebih tinggi.
3. Kelas Umar Bin Khattab
Terdiri dari para santri yang berusia antara 3 SD hingga kelas 5 SD. Kelas ini juga masuk sebanyak 3 kali seminggu, yaitu pada hari Senin, Rabu dan Jumat. Di kelas ini sudah mulai diajarkan bahasa Arab level pemula dan mahfudzot (kata-kata mutiara dalam bahasa Arab) selain materi yang telah diajarkan di dua kelas sebelumnya.
4. Kelas Abu Bakar As Syidiq
Terdiri dari para santri yang berusia antara 6 SD hingga usia SMP. Kelas ini juga masuk sebanyak 3 kali seminggu, yaitu pada hari Senin, Rabu dan Jumat. Kelas ini merupakan lanjutan dari TKA-TPA atau dinamakan kelas TPA lanjutan. Di kelas ini untuk bobot materi sudah mulai lebih banyak dari kelas sebelumnya karena pada kelas ini sudah dipersiapkan untuk kelulusan / wisuda.
 
Dari keempat kelas tersebut, setiap kali pertemuan dimulai pada pukul 16.00 – 17.30 WIB. Setiap kali pertemuan memiliki durasi selama 90 menit. Dengan alokasi waktu sbb:
No.
Durasi waktu
Kegiatan
1.
5 menit
Pembukaan (doa dan presensi santri)
2.
20 menit
Klasikal pertama (hafalan, fiqh, tarikh, khat)
3.
40 menit
Iqra’ (baca Al-Qur’an)
4.
20 menit
Klasikal kedua (Bermain, Cerita dan Menyanyi)
5.
5 menit
Penutupan (doa, pengumuman)

ATURAN PENGAJARAN TPA PANGERAN DIPONEGORO


      Peraturan ini ditujukan untuk memenuhi keefektifan hasil dan waktu dalam system pengajaran TPA. Peraturan ini tentu saja adalah hasil dari kesepakatan bersama antara para wali kelas dan team penyusun kurikulum, sehingga hasil berikut dapat dilaksanakan bersama:

  1. Pelajaran membaca Al Qur’an, huruf – huruf hijaiyah dan hukum bacaan adalah merupakan pokok utama sehingga harus memenuhi beberapa syarat berikut:
-          Pada setiap pertemuan diharuskan ada pengajaran tersebut.
-          Jika tidak memungkinkan untuk mengadakan sesi tersebut maka minimal diadakan muroja’ah ( check hafalan ) selama 5 menit.
-          Pembagian tugas dan waktu untuk sesi ini adalah :
a.      1 Ustadz/ah memegang 5 santri untuk kelas A
1 Ustadz/ah memegang 5 santri untuk kelas B
1 Ustadz/ah memegang 4 santri untuk kelas C
1 Ustadz/ah memegang 3 santri untuk kelas D
b.      Masing – masing santri mendapatkan waktu 5 menit.
-          Standarisasi untuk penilaian pada sesi ini adalah :
                       B = Jika makhroj, panjang pendek, kelancaran adalah baik (perfect).
                       C = Makhroj dan panjang pendek kurang.
                       K = Kesalahan fatal dan harus diulang.

  1. Permainan diadakan hanya 1 bulan sekali pada hari jum’at minggu terakhir. Permainan ini juga harus efektif dan melatih daya pikir santri.

  1. Untuk setiap hari jum’at minggu 1,2 harus ada praktek sholat ataupun praktek wudhu kecuali hari jum’at minggu ketiga dan terakhir pada akhir bulan.

  1. Standarisasi pembagian waktu pada setiap pertemuan :
-          5 menit Pembukaan dan Absensi.
-          20 menit Classical 1.
-          40 menit Ngaji.
-          20 menit Classical 2.
-          5 menit Penugasan, Pengumuman dan Penutupan.
             Pembagian waktu ini dapat berubah sewaktu-waktu menurut kebutuhan waktu dan situasi di tempat.

  1. Kehadiran Asatidz harus 15 menit sebelum TPA dimulai.
  2. Kegiatan TPA harus dimulai pada pukul 16.00 WIB.
  3. Pemakaian seragam adalah pada hari senin dan rabu.
      
TARGET TIAP KELAS

ALI BIN ABI THALIB
1.      Target Pokok
A.    Santri dapat membaca Iqro’ dengan baik dan benar.
B.     Santri mengenal gerakan wudhu dan sholat
C.     Hafal 5 do’a sehari-hari
D.    Hafal 5 surat pendek.

2.      Target Penunjang
A.    Mengenal BCMI.

UTSMAN BIN AFFAN
1.   Target Pokok
A.  Santri mampu, gemar dan rajin membaca Al Qur’an dengan baik dan benar.
B.     Hafal bacaan sholat dan mampu mempraktekannya.
C.     Rajin berlatih dan melaksanakan sholat lima waktu ( termasuk wudhu).
         D.  Hafal 10 do’a sehari-hari dan terbiasa mengamalkannya.
B.     Hafal 13 surat pendek.
C.     Memiliki dasar-dasar aqidah yang benar dan Akhlakul karimah.

3.      Target Penunjang
A.    Mampu menulis huruf Alqur’an.
B.     Hafal 1 kelompok ayat pilihan.
C.     Mengenal bahasa arab.
D.    Mengenal BCMI.

UMAR BIN KHATAB
1.   Target Pokok
A.  Santri mampu, gemar dan rajin membaca Al Qur’an dengan baik dan benar.
D.    Hafal bacaan sholat dan mampu mempraktekannya.
E.     Rajin berlatih dan melaksanakan sholat lima waktu ( termasuk wudhu).
         D.  Hafal 10 do’a sehari-hari dan terjemah serta terbiasa mengamalkannya.
E.     Hafal 15 surat pendek.
F.      Memiliki dasar-dasar aqidah yang benar dan Akhlakul karimah.

4.      Target Penunjang
A.    Mampu menulis huruf Alqur’an.
B.     Hafal 2 kelompok ayat pilihan.
C.     Mengenal bahasa arab.
D.    Mengenal BCMI.

ABU BAKAR ASY SHIDIQ
1.   Target Pokok
A.  Khatam Tadarus Al Qur’an 10 juz pertama dengan baik dan benar.
         B.  Hafal 10 do’a sehari-hari dan terjemah serta terbiasa mengamalkannya.
C.  Hafal 18 surat pendek dan terjemahnya.
D. Memiliki dasar-dasar aqidah yang benar dan Akhlakul karimah.

5.      Target Penunjang
A.    Mampu menulis huruf Alqur’an.
B.     Hafal 3 kelompok ayat pilihan.
C.     Mengenal bahasa arab.
D.    Mengerti dasar-dasar ilmu tajwid  dan irama murottal/qiro’ah.
E.     Memahami siroh Nabawiyah.
F.      Memahami dasar-dasar ulumul qur’an
G.    Mengenalkan dengan MTT serta mengadaptasikan untuk menuju kesana.


KELAS A DAN B

No.
MINGGU KE-
HARI
KEGIATAN
Iqra’
Klasikal 1
Klasikal 2
1
Pertama
Senin
Ngaji
Hafalan
BCM/materi/khat
Rabu
Ngaji
Hafalan
BCM/materi/khat
Jum’at
Ngaji
Hafalan
Praktek sholat
2
Kedua
Senin
Ngaji
Hafalan
BCM/materi/khat
Rabu
Ngaji
Hafalan
BCM/materi/khat
Jum’at
Ngaji
Hafalan
Praktek wudhu
3
Ketiga
Senin
Ngaji
Hafalan
BCM/materi/khat
Rabu
Ngaji
Hafalan
BCM/materi/khat
Jum’at
Taman Gizi
4
Keempat
Senin
Ngaji
Hafalan
BCM/materi/khat
Rabu
Ngaji
Muroja’ah
BCM/materi/khat
Jum’at
Daurah Jasadiyah









KELAS C DAN D

No.
MINGGU KE-
HARI
KEGIATAN
Iqra’
Klasikal 1
Klasikal 2
1
Pertama
Senin
Ngaji
Hafalan
BCM/materi/khat
Rabu
Ngaji
Hafalan + Terjemah
BCM/materi/khat
Jum’at
Ngaji
Hafalan + Terjemah
Praktek sholat
2
Kedua
Senin
Ngaji
Hafalan
BCM/materi/khat
Rabu
Ngaji
Hafalan + Terjemah
BCM/materi/khat
Jum’at
Ngaji
Hafalan + Terjemah
Praktek wudhu
3
Ketiga
Senin
Ngaji
Hafalan
BCM/materi/khat
Rabu
Ngaji
Hafalan + Terjemah
BCM/materi/khat
Jum’at
Taman Gizi
4
Keempat
Senin
Ngaji
Hafalan
BCM/materi/khat
Rabu
Ngaji
Muroja’ah
BCM/materi/khat
Jum’at
Daurah Jasadiyah